Rabu, 01 Januari 2020

Kereta Gantung, Transportasi Wajib di Sentosa Island

Tak sedikit traveler yang bepergian ke Sentosa Island di Singapura. Kalau liburan ke sana, kamu wajib coba naik kereta gantungnya.

Singapura merupakan negara Asia pertama yang saya kunjungi. Saya berkesempatan menikmati indahnya negara ini pada liburan bulan Juni 2019 yang lalu. Terlalu banyak atraksi yang ingin saya coba hingga rasanya 6 hari 5 malam terasa kurang. Salah satu strategi yang saya lakukan ketika menyusun rencana perjalanan adalah mengelompokkan atraksi berdasarkan wilayah. Jadi istilahnya saya menghabiskan waktu seharian di area tertentu untuk bisa menikmati beberapa atraksi sekaligus. Dengan bantuan peta MRT (Mass Rapid Transit) dan buku panduan turis membuat perjalanan menjadi mungkin dan mudah.

MRT merupakan sistem angkut massa cepat dengan menggunakan sistem kereta api memutari semua bagian kota. Stasiun MRT Singapura ada yang terletak di bawah tanah dan di atas. Stasiun bawah tanah mereka dirancang secara aman untuk melindungi masyarakat jika terjadi serangan bom dari luar. Jaringan komunikasi di bawah tanah juga lancar tanpa hambatan.
Saya tidak mengalami kesulitan koneksi sama sekali selama berada di stasiun bawah tanah dan di dalam MRT. Satu lagi, stasiun bawah tanah MRT di Singapura tidak terasa panas karena sirkulasi udara yang cukup baik. Jadi seramai apapun suasananya, kamu tidak akan merasa sumpek atau kehabisan udara segar.

Saya mau cerita sedikit mengenai Singapore Tourist Pass (STP). Ini semacam kartu prabayar yang bisa kamu gunakan untuk membayar biaya bus, MRT dan LRT tanpa batas. STP memiliki pilihan masa berlaku kartu, ada yang 1 hari, 2 hari, dan 3 hari. Saya memilih masa berlaku 3 hari dengan membayar SGD $30 ($10 adalah deposit - akan kamu dapatkan jika  kamu mengembalikkan STP yang habis masa berlakunya).

STP membuat naik  turun transportasi lebih praktis karena kamu hanya perlu menempelkan kartu pada mesin tanpa perlu repot menyiapkan uang setiap kali berkendara. Keuntungan lainnya adalah jika kamu salah turun stasiun atau salah jurusan, kamu tidak perlu boros mengeluarkan biaya lagi. Karena STP ini memiliki kuota yang unlimited, maka kamu hanya perlu tap saja. 

Jika masa berlaku STP-mu habis, kamu punya 2 pilihan yaitu melakukan top up (dengan risiko uang deposit hangus) atau membeli STP yang baru. Saat itu saya memutuskan membeli STP yang baru. Jadi saya kembalikan STP yang lama terlebih dahulu untuk mendapatkan depositnya kembali, lalu  melakukan transaksi ulang untuk STP yang baru. Perlu diingat bahwa pengembalian STP untuk mendapatkan uang deposit memiliki batas waktu. Kamu harus mengembalikan STP ini dalam waktu 5 hari terhitung dari hari pertama melakukan pembelian.

Ada 1 transportasi lain yang mau saya ceritakan di sini, yaitu Cable Car. Ini adalah transportasi kabel yang menghubungkan Mount Faber dengan Sentosa Island dan terbentang di atas Keppel Harbour. Untuk bisa naik gondola ini, kamu hanya perlu membayar SGD $18 dan sudah bisa menikmati keindahan Singapura dari atas. Cable Car ini juga akan mengantar kamu ke beberapa tempat atraksi yang ada di Sentosa. Biaya yang kamu keluarkan tadi untuk perjalanan dua arah yah, jadi hemat kan? Sudah hemat bebas macet pula!

Cable Car memiliki 3 stasiun yaitu Mount Faber Station, HarbourFront Station, dan Sentosa Station. Di masing-masing stasiun terdapat petugas yang siap siaga membantu jika kamu kebingungan atau memiliki pertanyaan  seputar penggunaan Cable Car ini. Kamu perlu tau bahwa Cable Car adalah  perwujudan dari proyek pariwisata pemerintah. Maka layaklah jika transportasi ini membuat kamu dapat menikmati wisata dengan mudah di pulau keempat terbesar Singapura.

Saat itu, yang bisa saya lakukan dalam satu hari adalah mengunjungi  Madame Tussauds, Merlion, melihat matahari terbenam dari atas Mount Faber, melintasi Sentosa Island dari atas, dan atraksi Wings of Time di Siloso Beach. Selain yang saya sebutkan tadi, masih banyak atraksi lainnya yang bisa kamu nikmati. Jadi sangat mungkin kamu kembali lagi ke Sentosa di hari berikutnya. Karena saya tidak punya cukup waktu saat itu, maka saya harus memadatkan kegiatan serta memilih atraksi yang memang saya inginkan.

Yang Unik di Jember: Wisata Cerutu

Wisata cerutu, salah satu destinasi wisata unik di Jember. Wisatawan bisa melihat proses pembuatan cerutu hingga proses pembuatannya.

Wisata cerutu adalah salah satu wisata yang unik dan nggak biasa bagi saya. Meskipun saya berasal dari daerah penghasil tembakau di Madura. Apa saja sih yang bisa kita lihat saat mengikuti wisata cerutu ini?

Sesuai dengan namanya, saat wisata cerutu kita bisa melihat bagaimana proses pembuatan cerutu. Mengawali perjalanan, saya dan rombongan mengunjungi kebun tembakau di daerah Ajung-Jember. Di lahan seluas 5 ha ini kami langsung disuguhi pemandangan tembakau yang tidak umum, setidaknya di mata saya.

Kalau biasanya saya melihat tanaman tembakau setinggi 1-1,5 meter saja. Di kebun ini semua tembakaunya bisa mencapai tinggi 3 meter. Selain itu seluruh bagian kebun tertutup semacam kelambu tipis, baik bagian samping maupun bagian atas. Begitu masuk ke dalam kebun, dan berjalan menyusuri setiap jengkal petak tembakau, saya semakin terkagum-kagum. Karena tanaman tembakau diperlakukan dengan sangat istimewa. Guludan tanah dan drainasenya sangat bersih dan rapi. Begitu juga dengan system pengairan atau penyiraman tanamannya yang menggunakan sistem semprot otomatis.

Tak heran bila perlakuannya istimewa. Karena tembakau varietas Nag-oost (NO) Besuki dan Kuba ini bahan baku cerutu kualitas ekspor. Seluruh bagian tanaman kebun ditutup kelambu untuk mencegah serangan hama, begitu kata petugas kebun yang mengawal perjalanan kami.

Di bagian lain, proses panen sedang berlangsung. Panennya juga gak sembarangan asal petik. Tembakau dipanen bertahap, mulai daun paling bawah, dengan jumlah daung 2-3 lembar. Waktu panen juga hanya sampai jam 9-10 pagi saja. Panen dari pohon yang sama bisa lalukan setelah 3 hari kemudian.

Melihat Proses Pengeringan

Setelah puas melihat area kebun, kami bergeser ke area gudang. Gudang yang terbuat dari bahan bambu ini bukan Cuma sekedar tempat menyimpan daun tembakau hasil panen. Setiap gudang mempunyai fungsi yang berbeda. Ada bagian pengeringan dan pengemasan.

Proses pengeringan bukan dijemur di bawah terik matahari ya. Jadi semacam diangin-angin aja di dalam gudang. Proses yang unik bagi saya dan teman-teman. Daun tembakau yang lebarnya beberapa kali lipat telapak tangan saya ini dipilah satu per satu lalu dironce. Daun yang sudah dironce lalu disusun dari mulai bagian atas gudang.

Kami lalu bergesar lagi ke bagian gudang lainnya, yang letaknya di seberang gudang pertama. Di gudang kedua ini kami melihat daun tembakau yang sudah mulai berubah warna kecoklatan. Proses diangin-angin selama 20 hari berakhir..tembakau dilepas dari ronceannya dan dikemas untuk kemudian dikirim ke pabrik pengolahan.

Kunjungan ke Pabrik Pengolahan Cerutu

Nah, perjalanan berikutnya kami langsung ke pabrik pengolahannya dong. Jaraknya lumayan jauh dari kebun dan gudang. Sekitar 20-30 menit perjalanan. Kami pun sampai di sebuah pabrik tua. Kami langsung masuk ke bagian dalam pabrik dan melihat proses pengolahan. Tembakau dari gudang disortir lagi dan difermentasi. Kami hanya masuk ke 2 bagian pabrik.

Karena tak banyak waktu yang tersisa, kami langsung bergeser lagi ke pabrik pembuatan cerutu. Jadi tembakau dari pabrik pengolahan ada yang langsung diolah di pabrik produksi cerutu.

Tempat produksi ini tidak terlalu besar seperti pabrik sebelumnya. Hanya seperti rumah biasa, dengan sekitar 6 bagian proses produksi yang berbeda. Bagian wrapping, filling, binding, pressing, drying, dan packing. Serunya lagi..kami boleh mencoba melakukan proses produksi, seperti wrapping dan filling.

Di pabrik ini kami bisa melihat bentuk cerutu yang sudah jadi, dan beberapa produk pesanan khusus yang harganya mencapai jutaan rupiah. Wow banget deh

Menjelang tengah hari kami meninggalkan area pabrik dan langsung menuju ke destinasi lainnya. Nah, buat yang pengen wisata unik seperti ini tinggal kunjungi atau hubungi aja perusahaan cerutu BIN Cigar di Jl Brawijaya No 5. Jubung Jember yaa.

Nah itu cerita perjalanan extraordinary saya nih. Destinasinya nggak umum ya, tapi unik dan menarik. Di Yogyakarta juga ada pabrik cerutu seperti BIN Cigar ini. Bahkan pabrik cerutu tertua di Indonesia, Taru Martani namanya. Perusahaan ini punya kantor representative di Dubai lho keren ya. Jadi pengen tahu nggak sih kantor reprsentativenya kayak apa?

Tapi kalo ke Dubai sih..bukan cuma kantor representative perusahaan cerutu Indonesia saja nih yang pengen saya kunjungi. Saya juga pengen berkunjung ke Dubai karena menurut saya kultur Arab di Dubai cukup kuat tapi tetap modern. Bagaimana Dubai membangun berbagai destinasi wisata bertaraf internasional menarik untuk dilihat langsung. Tahu dong ya, banyak banget destinasi yang mendunia.

Wisata alam, wisata taman hiburan, wisata belanja, wisata sejarah, wisata kuliner banyak banget yang pengen saya eksplor kalau saya ke Dubai. Seperti Burj Khalifa, Miracle Garden, Ski Dubai, dan eksplor wisata gurunnya yang eksotis. Oya.. Saya juga pengen berkunjung ke tempat-tempat bersejarah atau kota tuanya yang pasti keren-keren banget. Doakan ya terkabul keinginan ke Dubai ini.