Jumat, 22 November 2019

Saran-saran untuk Sukmawati yang Kembali Tersandung Kontroversi

 Sukmawati Soekarnoputri kembali jadi kontroversi. Pidatonya yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden pertama RI Sukarno dibawa ke ranah hukum karena dianggap menista agama.

Ada tiga laporan polisi terhadap Sukmawati, 2 diantaranya dari Korlabi dan warga bernama Irvan Noviandana ke Polda Metro Jaya. Sukmawati juga dilaporkan oleh Forum Pemuda Muslim Bima (FPMB) ke Bareskrim Polri. Mereka melaporkan Sukmawati atas tuduhan penistaan agama Pasal 156a KUHP.

Sejumlah tokoh agama buka suara, ramai-ramai memberi saran ke Sukmawati untuk menjaga lisan. Wapres Ma'ruf Amin, melalui juru bicaranya, Masduki Baidlowi, meminta Sukmawati tidak lagi melontarkan pernyataan-pernyataan yang kontroversial.

"Kepada Ibu Sukma saya kira bagaimana agar tidak banyak melakukan ucapan-ucapan yang kontroversial lah, yang banyak menimbulkan soal yang sebenarnya tidak perlu itu," kata Baidlowi saat ditemui di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2019). Pernyataan Masduki ini menjawab pertanyaan apa imbauan Ma'ruf Amin terkait polemik ucapan Sukmawati.

Masduki juga mengimbau agar pidato Sukmawati tidak perlu diramaikan. Dia percaya masyarakat mampu berpikir dewasa dalam menyikapi soal kasus Sukmawati.

Untuk diketahui, pada 2018 lalu, Sukmawati juga pernah kena kontroversi soal puisi 'Kidung Ibu Pertiwi' atau 'Kidung Ibu Indonesia'. Saat itu, Sukmawati membacakan puisi dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018. Puisi menyinggung azan dan cadar.

Puisi itu lantas dilaporkan Alumni 212 ke Bareskrim Polri pada 4 April 2018. Sukmawati akhirnya minta maaf karena kontrovesi pusinya menyeruak. Dia mengatakan tidak berniat untuk menghina umat Islam.

Kembali ke kasus Sukmawati yang sekarang soal membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Sukarno. Ketua Kehormatan Presidium Inter Religious Center (IRC) Indonesia Din Syamsuddin meminta Sukmawati memperdalam agama Islam. Din mengatakan wajar bila umat Islam marah dan melaporkan Sukmawati ke polisi. Namun, dia mengimbau warga memaafkan Sukmawati.

"Saya juga ingin berpesan kepada Bu Sukmawati, lewat media ini, untuk tidak ulangi lagi. Karena itu tidak ada perlunya dan mungkin akan lebih bagus kepada beliau agar mendalami Islam. Agama yang sangat diagungkan oleh bapak beliau, Bung Karno, termasuk terhadap Nabi Muhammad SAW," ujar Din di kantor Center for Dialogue and Cooperation Among Civilization (CDCC), Jalan Warung Jati Timur Raya, Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2019).

"Saya mengimbau masyarakat, umat Islam untuk memaafkan. Nah ini terjadi lagi, dan agak besar bobotnya, karena menyangkut Nabi Muhammad SAW yang sangat diagungkan oleh umat Islam," katanya.

Sementara itu, PPP menilai pernyataan Sukmawati melukai perasaan umat Islam. Untuk itu, PPP meminta Sukmawati segera meminta maaf. https://bit.ly/2OAO9HZ

"Untuk menyejukkan keadaan, sebaiknya Ibu Sukmawati menjelaskan secara jernih dan meminta maaf kepada umat Islam. Aparat kepolisian agar bersikap profesional dan profesional menangani persoalan ini," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek).

Adapun anggota MPR F-PKS Andi Akmal Pasluddin meminta Sukmawati memberikan klarifikasi dan meminta maaf soal pernyataannya itu. Ia yakin umat akan memahami.

Andi meminta kejadian ini menjadi pembelajaran bagi Sukmawati karena dinilai sudah dua kali berkomentar soal hal yang tidak dipahaminya. Menurutnya, agama adalah ranah privat dan tidak bisa dibanding-bandingkan.

"Agama ini kan masalah privat, dan kita tidak bisa berbicara membanding-bandingkan ya. Membandingkan antara satu agama dengan agama yang lain kan nggak boleh juga, kan itu wilayah yang sangat privat. Jadi Ibu Sukmawati saya kira perlu introspeksi dan mengambil pelajaran dari ini, dan kita menyarankan juga agar bisa minta maaf," ucapnya.

Wamenag Zainut Tauhid juga berkomentar soal pidato Sukmawati. Dia mendukung proses hukum, tapi yang penting, jangan sampai persoalan ini menimbulkan gesekan berkaitan dengan agama.
Baca juga: PPP Imbau Sukmawati Minta Maaf soal Ucapan Bandingkan Nabi-Sukarno

Zainut tetap mengimbau semua pihak agar menahan diri.

"Ya negara kita negara hukum, saya kira sah-sah saja kalau masyarakat mengadukan hal tersebut kepada mekanisme hukum. Tapi kami mengimbau bahwa yang penting tidak perlu sampai terjadi kegaduhan, tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Tetap kita harus menahan diri. Silakan proses hukum dilaksanakan," kata Zainut di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. https://bit.ly/2XGhaGj

GNPF Ulama Akan Polisikan Sukmawati karena Bicara Nabi-Sukarno

Sekjen Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama Edy Mulyadi berencana melaporkan Sukmawati Soekarnoputri ke Bareskrim Polri hari ini. Edy menilai Sukmawati telah melakukan penodaan agama karena membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan presiden ke-1 RI Sukarno.

"Saya mewakili GNPF Ulama insyaallah besok akan melaporkan Sukmawati ke polisi karena dia telah berkali-kali diduga melakukan penodaan agama Islam. Apalagi MUI secara resmi telah menyatakan bahwa ucapan Sukmawati menyakiti hati umat Islam. Lagi pula, laporan serupa juga sudah didahului banyak pihak, baik individu maupun organisasi," kata Edy dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (20/11/2019).

Menurut Edy, Nabi Muhammad tidak bisa dibandingkan dengan siapa pun. Sebab, Nabi Muhammad memiliki keistimewaan yang hanya dimiliki para nabi.

Edy akan didampingi sejumlah pengacara saat melaporkan Sukmawati ke Bareskrim. Dia meyakini pihak Kepolisian akan bersikap profesional.

"Saya berharap dan percaya polisi kali ini akan bersikap profesional dan proporsional. Polisi akan menanggapi dan memproses laporan dugaan penodaan agama yang dilakukan Sukmawati secara adil sesuai hukum yang berlaku," sebut Edy.

Sukmawati sebelumnya juga sudah dilaporkan ke polisi oleh Korlabi atas dugaan penistaan agama terkait ucapannya yang membandingkan Sukarno dengan Nabi Muhammad SAW. Selain Korlabi, Sukmawati dilaporkan oleh Forum Pemuda Muslim Bima (FPMB) ke Bareskrim Polri.

Ucapan Sukmawati itu terlontar dalam forum diskusi pada 11 November lalu. Dalam diskusi itu, awalnya, Sukmawati berbicara soal perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan RI dari jajahan Belanda. Kegiatan itu sendiri dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2019. Sukmawati kemudian melontarkan pertanyaan kepada forum.

Sukmawati juga sudah membantah jika dikatakan menistakan agama terkait ucapannya yang menyinggung Nabi Muhammad SAW. Ia menyebut Nabi Muhammad dan Sukarno memiliki derajat yang berbeda yang tidak bisa dibandingkan.

"Saya kira apa yang saya bicarakan, apa yang saya ucapkan di forum FGD Humas Polri itu dengan judulnya kan kamu tahu, yaitu sama sekali tidak ada maksud itu. Saya cinta kok para nabi, kok jadi dianggap menistakan agama?" ucap Sukmawati. https://bit.ly/2QGy6Ly

Tak Maksud Menista Agama, Sukmawati Jelaskan Alasan Bandingkan Nabi-Sukarno

 Sukmawati Soekarnoputri menjelaskan pidatonya terkait Nabi Muhammad SAW dan Presiden RI ke-1 Sukarno yang terkesan membandingkan bermula dari niatnya mengkritik proses rekrutmen calon radikalis atau teroris. Berdasarkan informasi yang dia dengar, kata Sukmawati, perekrut membandingkan Pancasila dengan Alquran.

"Saya cuma bertanya dan sebetulnya saya hanya mengulang memberikan keterangan tentang info yang saya dapat, tentang info yang bukan dari saya, tapi dari perekrut calon-calon radikalis yang bertanya lebih bagus Pancasila atau Alquran," kata Sukmawati ketika dihubungi detikcom, Senin (18/11/2019) malam.

"Itu kan saya dapat info, itu kata-kata dan syarat untuk calon-calon radikalis, teroris. Perekrutnya menanyakan salah satunya pertanyaan demikian," sambung Sukmawati.

Sukmawati menuturkan akibat video pidatonya diedit dan diunggah tak utuh di media sosial, timbul kesan buruk terhadap dirinya. Menurut dia, pertanyaannya tentang Nabi Muhammad SAW dan Sukarno telah sesuai konteks. Lewat pertanyaan itu, Sukma juga hendak mengingatkan sosok yang berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

"Diedit seolah saya langsung yang tanya begitu. Latar belakang konteks yang saya bicarakan dihapus oleh pengedit. Jadi saya yang dibikin rugi," ucap Sukmawati.

"Tentang saya bertanya siapa yang berjuang di abad 20, itu kan saya hanya menanyakan siapa yang berjuang, bukan (bicara) urusan jasa," lanjut Sukmawati. https://bit.ly/346Smd0