Kamis, 21 November 2019

Menag: Ketidakwaspadaan Penceramah Angkat Ayat Munculkan Kegaduhan Luar Biasa

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menganggap ketidakhati-hatian seseorang dalam menyampaikan pernyataan mampu mendorong terjadinya kegaduhan luar biasa. Dia mencontohkan saat para penceramah di agama apapun tak waspada dalam mengangkat suatu ayat saat ceramah.

"Kadang-kadang ketidakwaspadaan ustaz-ustaz atau penceramah agama apapun dalam mengangkat ayat-ayat justru memunculkan kegaduhan yang luar biasa atau menyebabkan timbulnya tindakan radikalisme," kata Menag Fachrul Razi di Mabes AD Dinas Pembinaan Mental, Jalan Kesatrian VI, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (20/11/2019). https://bit.ly/2KH67Yp

Fachrul kemudian memberi contoh soal ketidakwaspadaan yang dimaksudnya. Salah satunya ketika seorang penceramah mengangkat ayat yang membolehkan orang membunuh orang lain.

"Sebagai contoh misalnya ada ustaz atau penceramah yang mengangkat, 'Beberapa orang darahnya halal untuk dibunuh yaitu yang A, yang B, yang C'. Meskipun dia pakai ayat-ayat suci, sangat berbahaya, tidak kontekstual. Itu sama dengan menganjurkan orang membunuh dan ingin melakukannya," ujarnya.

Mantan Wakil Panglima TNI tersebut mengaku pernah mengalami hal tersebut saat mendengarkan salah seorang penceramah. Fachrul mengaku langsung menegur salah penceramah tersebut.

"Saya pernah mengalami seperti itu. Saya langsung angkat tangan. Saya bilang, 'Ustaz, anda salah. Kalau semua orang ini nggak tahu kemudian langsung membunuh orang yang seperti itu, masuk hukuman 15 tahun semua dan anda termasuk yang saya tunjuk sebagai provokator utamanya'," ucap Fachrul.

Dia mengingatkan masyarakat, termasuk penceramah agama apapun, untuk berhati-hati dalam menyampaikan suatu pernyataan. Fachrul menyinggung soal masyarakat Indonesia yang multi-agama dan mengkhawatirkan akan timbulnya konflik antar-umat beragama jika para pemuka agama tidak bijak dalam menyampaikan ceramahnya.

"Jangan lupa, di negara Indonesia ini tidak semua mayoritas agama tertentu. Ada mayoritas lain di tempat tertentu. Bagaimana kalau mereka juga membalas. 'Anda salah dan anda saya catat nama anda sebagai salah satu provokator yang perlu diwaspadai'," ujarnya.

Fachrul menyadari pernyataan-pernyataan tersebut terkadang tidak dimaksudkan untuk mendorong tindakan radikalisme. Namun, tambah Fachrul, hal-hal yang dapat memprovokasi tersebut jika dibiarkan justru akan menimbulkan kegaduhan luar biasa di masyarakat.

"Mungkin dia punya niat sejelek itu tapi kembali salah mengangkat tema, salah mengangkat ayat justru menjadi provokator yang luar biasa bagi ketentraman bangsa ini," tutur mantan Wakil Panglima TNI itu. https://bit.ly/2rb7asE

Menag: Tak Ada Sertifikat, Bimbingan Kawin Agar Jangan Sampai Anak Kerdil

 Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan pihaknya tidak mengeluarkan sertifikat nikah, melainkan mengadakan bimbingan perkawinan (bimwin). Fachrul mengatakan bimbingan perkawinan ini sangat penting bagi pasangan yang hendak menikah.

"Kita tidak mengeluarkan sertifikat. Kita namakan Bimwin (Bimbingan Perkawinan). Di sini kita kasih bimbingan-bimbinganlah," kata Menag Fachrul Razi di Hotel Mercure, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Rabu (20/11/2019).

Fachrul lantas mengaitkan bimbingan perkawinan itu dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar mencegah masalah stunting. Bimbingan perkawinan itu diharapkan dapat membangun kesadaran agar setiap pasangan mengonsumsi makanan yang bergizi sehingga anaknya tidak mengalami stunting.

"Ditambah pernyataan Pak Jokowi tentang stunting ya, bagaimana mereka saat menikah memikirkan tentang makan makanan bergizi. Jangan sampai nanti dia punya anak, anaknya kerdil gitu ya," sambungnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berencana menerapkan program kursus atau pembekalan pranikah mulai tahun depan. Ia tak memerinci kapan pastinya program itu diluncurkan.

"Tahun depan, tahun depan itu bisa awal tahun, bisa akhir tahun. Jangan dibayangkan terus tahun depan mesti Januari. Wartawan itu kadang-kadang punya interpretasi sendiri semaunya sih," ujar Muhadjir kepada wartawan, Sabtu (16/11). https://bit.ly/2D9elnD

Muhadjir menjelaskan program pembekalan pranikah bukanlah sertifikasi, melainkan pembekalan bagi mereka yang hendak melangsungkan pernikahan. Setelah itu, di akhir pembekalan, mereka akan memperoleh sertifikat.

"Jangan dibayangkan itu sulit, juga bukan sertifikasi seperti yang dibayangkan orang. Lha kalau kita ikut penataran kan juga dapat sertifikat kan, gitu lho maksudnya," ujarnya.

Menag: Kalau di BUMN Ada yang Benci Pemerintah, Keluar!

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meminta pegawai BUMN yang membenci pemerintah segera mengundurkan diri. Fachrul mengatakan masih banyak orang yang ingin mengabdikan diri untuk bangsa lewat BUMN.

"Saya di BUMN saya bilang kalau BUMN ini ada yang membenci pemerintah, keluar dari BUMN. BUMN tidak butuh Anda. Anda digaji oleh pemerintah untuk melayani masyarakat mewakili pemerintah, bukan menjelek-jelekkan pemerintah. Kalau Anda menjelekkan pemerintah, keluar dari BUMN. Ada ribuan, ratusan ribu, jutaan orang yang ingin masuk ke sini," kata Fachrul di acara Sarasehan Bintalad TA 2019, di Mabes AD Binas Pembinaan Mental, Jalan Kesatrian VI, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (20/11/2019).

Mantan Wakil Panglima TNI itu juga meminta jika ada pegawai BUMN yang tidak menghormati bendera untuk diperiksa. Jika memang tidak bisa dibina, Fachrul meminta pegawai tersebut dikeluarkan.

"Saya katakan tegas saja, kalau ada yang tidak menghormati bendera, tidak menghormati lagi kebangsaan 'Indonesia Raya', saya langsung perintahkan, periksa dia, kalau dia tidak bisa dibina, keluarkan. Banyak orang yang menunggu untuk masuk jadi pegawai," ujar Fachrul. https://bit.ly/2pDdecZ