Kamis, 21 November 2019

Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter, Nelayan Trenggalek Diimbau Tak Melaut

Gelombang tinggi hingga 4 meter berpotensi terjadi perairan selatan Jawa dan beberapa perairan lain hingga akhir Agustus. Syahbandar Prigi Trenggalek mengimbau nelayan untuk tidak melaut sementara waktu.

Kepala Syahbandar Prigi, Abdul Iman, mengatakan sesuai ramalan cuaca dari BMKG, ketinggian gelombang di perairan selatan Trenggalek antara 2,5 hingga 4 meter, sehingga berbahaya untuk beberapa jenis kapal nelayan.

"Sesuai data BMKG, gelombang tinggi ini diprediksi terjadi mulai kemarin (29/8/2019) sampai besok tanggal 31 Agustus," kata Iman, Jumat (30/8/2019).

Gelombang tinggi perairan selatan Jawa akibat adanya Tropical Storm Podul 992 hPa di Laut Cina Selatan, dengan pola angin di wilayah selatan Indonesia berasal dari Timur - Tenggara dengan kecepatan berkisar 4 - 25 Knot.

Sedangkan wilayah Indonesia bagian utara, angin dari Tenggara - Barat Daya dengan kecepatan mencapai 4 - 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar bagian selatan, Laut Arafuru, dan Perairan timur Bitung. https://bit.ly/2KGc5Zc

Kondisi gelombang tinggi dan angin kencang di perairan selatan Trenggalek dinilai bisa mengancam keselamatan kapal nelayan, sebab rata-rata kapal nelayan yang digunakan adalah jenis purse sein atau slerek.

"Aktivitas nelayan dengan perahu slerek itu adalah menebar jaring, ketika arusnya kuat, kemudian anginnya juga kencang dan gelombang tinggi tentu akan rawan. Makanya kami juga berikan imbauan sesuai BMKG," ujarnya.

Dari catatan yang dikeluarkan BMKG, kondisi angin akan membahayakan kapan nelayan apabila berada di atas kecepatan 15 knot dengan gelombang di atas 1,25 meter. Sedangkan untuk kapal tongkang kondisi berbahaya apabila kecepatan angin di atas 16 knot dengan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Dijelaskan para nelayan yang beroperasi di kawasan Teluk Prigi biasanya akan mengikuti arahan dari Syahbandar, namun beberapa terkadang masih nekat untuk melaut untuk mengetahui secara riil kondisi di tengah.

"Ya memang biasanya ada yang masih berspekulasi atau untung-untungan dengan mencoba melaut, tapi ya itu, kalau memang kondisi gelombang tinggi mereka akan kembali dengan konsekuensi rugi BBM," imbuhnya.

Iman menambahkan, pada pertengahan tahun seperti ini biasanya merupakan musim panen ikan, namun akibat perubahan cuaca, khusunya gelombang dan angin tangkapan ikan sering berubah-ubah.

"Kadang dua hari ramai, kemudian sepi lagi," jelasnya. https://bit.ly/2KI9ePw

Angin Kencang Landa Aceh Utara, 13 Rumah Warga Rusak

Hujan disertai angin kencang melanda Kecamatan Seunudon, Aceh Utara, Aceh. Sebanyak 13 rumah rusak dan dua tiang listrik tumbang.

"Hasil pendataan kita ada 13 rumah rusak di Kecamatan Seunudon. 12 rumah di Desa Meunasah Sagoe dan satu rumah di Desa Matang Panyang. Kemudian, ada dua tiang listrik yang tumbang, dan satu bilik dayah di Desa Ule Rubek Barat ikut rusak," kata Kapolsek Seunudon, Polres Aceh Utara, Iptu Muhammad Jamil kepada wartawan, Kamis (5/9/2019).

Rumah-rumah yang rusak di Meunasah Sagoe tersebut milik Nuraini (45), Nurmala (35), Daini Nafi (40), Jamaluddin (42), Mahmuddin (39), Abdul Jalil (42), Razali Bedalah (43), M Yusuf (47), Habibah Latif (39), Ibrahim Ali (70), M Kasep (48), dan Nurfazinah (62). Sementara di Desa Matang Panyang rumah rusak milik Matsyah (60).

Jamil menyebutkan peristiwa itu terjadi pada Rabu (4/9) malam. Angin kencang menghempas dan merusak atap rumah korban. Termasuk, tumbangnya beberapa pohon ke atap rumah.

"Syukur, dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa. Kita sudah ke lokasi dan mendata para korban. Saat ini dalam keadaan aman," sebut Jamil. https://bit.ly/336d0Zp
Sebelumnya diberitakan, dua rumah di Desa Lapang Barat, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh, rusak tertimpa pohon yang diterpa angin kencang. Sejumlah korban terpaksa harus mengungsi karena rumah yang dihuni tak bisa ditempati.

Peristiwa itu berawal saat hujan disertai angin kencang melanda sebagian wilayah di Bireuen. Akibatnya, pohon mangga tumbang dan menimpa rumah mereka pada Rabu (4/9) sore sekitar pukul 19.00 WIB.

Hujan dan Angin Kencang di Kota Kisaran, Pohon-Tiang Listrik Tumbang

Hujan lebat disertai dengan angin kencang melanda kawasan Kota Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut). Sejumlah pohon dikabarkan tumbang di beberapa titik.

Informasi yang dihimpun, tak hanya menyebabkan pohon tumbang, hujan deras yang turun pada Selasa (3/9/2019) sore juga menyebabkan sejumlah tiang listrik PLN tumbang. Selain itu genangan air juga melanda di beberapa tempat.

Beberapa lokasi yang terdapat pohon tumbang di antaranya, Simang Bunut, Kantor Camat Kisaran Barat, dan kawasan yang berdekatan dengan Komplek DPR daerah Sidodadi. Sebuah pohon jati yang tumbang juga menimpa jaringan hantaran udara tegangan menengah (HUTM) PLN di Jalan Nusa Indah.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Asahan, Khaidir Sinaga mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penanganan terkait pohon dan tiang listrik tumbang tersebut.

"Lagi proses, nanti kita kabari," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (4/9/2019) dinihari.

Belum diketahui apakah ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. https://bit.ly/2KHLQlf