Rabu, 20 November 2019

Tanggapi Penolakan Jadi Bos Pertamina, Ahok: Hidup Gue Ditolak Melulu

Muncul penolakan dari Serikat Pertamina terkait isu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ramai diperbincangkan akan menjadi petinggi Pertamina. Ternyata Ahok menanggapi santai soal penolakan itu.

"Hidup gue ditolak melulu, kok, ha-ha-ha...," kata Ahok sebelum mengisi Workshop Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota di Hotel Grand Arkenso, Semarang, Rabu (20/11/2019).

Ia menjelaskan wajar ada penolakan sehingga, saat ditanya tanggapan soal penolakan, Ahok menjawab santai.

"Hidup ini tidak ada yang setuju 100 persen, Tuhan saja ada yang nentang, kok," lanjutnya.

Namun Ahok dengan tegas mengatakan siap jika ternyata benar ditugasi sebagai petinggi Pertamina. https://bit.ly/2OmPjXm

"Kalau ditunjuk dan diminta tugas, ya kita siap," tegasnya.

Untuk diketahui, kabar Ahok menjadi petinggi Pertamina mendapat penolakan dari Serikat Pekerja Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu dan PA 212.

Kementerian Bantah Lirik Ahok Jadi Bos BUMN karena Faktor Pertemanan

Kementerian BUMN menanggapi cuitan Waketum Gerindra, Fadli Zon yang menyebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bakal jadi Bos Pertamina karena bersahabat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kementerian BUMN menilai Ahok layak dipilih karena dinilai memiliki kapasitas mengurusi BUMN.

"Ya nggak (karena pertemanan) gitu lah. Kami pilih Pak Ahok jadi salah satu pengurus di BUMN itu tujuannya karena Pak Ahok memiliki kapasitas. Semua mengakui kok kalau untuk urusan kapasitas, Pak Ahok ada kemampuan itu," kata staf khusus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga, saat dihubungi detikcom pada Senin (18/11/2019).

Arya kemudian menyinggung ketika Gerindra menunjuk Ahok menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2012. Menurut Arya Gerindra pasti menunjukan Ahok sebagai kandidat Wagub DKI karena kinerjanya.

"Saya yakin ya dulu itu ya ketika Gerindra meminta Pak Ahok jadi Wagub DKI Jakarta, dan termasuk Bang Fadli Zon loh, tentu karena melihat kinerja Pak Ahok, sehingga Gerindra itu akhirnya meminta Pak Ahok jadi Wagub DKI Jakarta. Semua tahu itu," ucap Arya.

Arya menyebut saat itu Ahok dipilih jadi Wagub DKI Jakarta juga bukan karena persahabatannya dengan Fadli Zon dan Prabowo. Menurutnya, Ahok dipilih Gerindra karena kapasitas yang baik.

"Saya yakin ketika Gerindra meminta Pak Ahok jadi Wagub karena punya kapasitas yang baik, bukan karena teman dekat Pak Prabowo atau teman dekat Pak Fadli Zon," ungkapnya.

Sebelumnya Fadli Zon, ikut berkomentar soal rencana pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi pejabat BUMN. Dia menyinggung hubungan pertemanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ahok.

"Kalau P @jokowi mengangkat Ahok menjadi pejabat BUMN, itu menunjukkan hubungan mereka yang dalam," tulis Fadli Zon di Twitter, Senin (18/11).

"Bukan sekedar teman politik, tapi teman sejati," sambungnya. https://bit.ly/2Xsdl7I

Anaknya Ditahan Kasus Penembakan, Bupati Majalengka: Ini Ujian

Bupati Majalengka Karna Sobahi meminta maaf terkait kasus yang menjerat anaknya, Irfan Nur Alam. Karna menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut ke kepolisian.

"Jadi peristiwa yang menimpa anak saya dan keluarga, saya pandang dan maknai sebagai ujian dan peringatan agar saya dan keluarga memperbaiki diri dan tentu ibadah kami harus lebih ditingkatkan," kata Karna dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (18/11/2019).

Karna menghargai proses hukum. Hal itu dibuktikan dengan sikap Irfan yang kooperatif selama menjalani pemeriksaan hingga penahanan. "Sebagai warga negara saya harus taat hukum, menghormati dan menghargai hukum. Saya tidak melawan hukum, karena saya tidak mempunyai kekuatan untuk itu," katanya.

Ia mengaku lebih memilih keselamatan anaknya dibandingkan jabatan yang ia miliki saat ini. Sebab, kata dia, Irfan merupakan darah dagingnya yang harus ia bela dalam kondisi apapun.

Kasus yang menjerat Irfan membuat Karna semakin sadar dalam memaknai roda kehidupan. "Manakala diberikan alternatif untuk memilih posisi bupati, ketua partai atau keselamatan anak? Jawab saya dan keluarga pasti mutlak akan memilih keselamatan Irfan. Jabatan hanyalah lintasan sementara, usia saya sudah 66 nampaknya saya harus lebih sadar tentang makna kehidupan," kata Karna.

Sebelumnya, Polres Majalengka menetapkan dan menahan Irfan Nur Alam terkait kasus penembakan terhadap Panji Pamungkasandi. Irfan yang juga PNS atau ASN di Pemkab Majalengka ditahan sejak Sabtu (16/11/2019) dini hari. Sebelum ditahan, Irfan sempat menjalani pemeriksaan selama sembilan jam. https://bit.ly/2qiOaZb

Tak Hadir Saat Ekspos, Anak Bupati Majalengka Beralasan Sakit

Irfan Nur Alam, anak Bupati Majalengka, tersangka kasus penembakan kini mendekam di rumah tahanan (rutan) Polres Majalengka. Irfan tidak dihadirkan saat polisi ekspos di Mapolres Majalengka.

Polisi hanya menunjukkan barang bukti seperti sepucuk pistol kaliber 9 milimeter, enam butir peluru karet, buku kepemilikan senjata, kartu izin penggunaan senjata, dan hasil visum korban.

Irfan dikabarkan tidak enak badan setelah menjalani proses pemeriksaan selama kurang lebih 9 jam.

Proses pemeriksaan terhadap Irfan berlangsung dari pukul 15.30 WIB, Jumat (15/11/2019) hingga sekitar pukul 01.00 WIB, Sabtu (16/11/2019).

"Yang bersangkutan (Irfan Nur Alam) sedang tidak enak badan," kata Kapolres Majalengka AKBP Mariyono kepada awak media di Mapolres Majalengka, Sabtu (16/11/2019).

Sekadar diketahui, Irfan dicecar 26 pertanyaan oleh penyidik. Saat pemeriksaan sebagai tersangka, Irfan didampingi empat pengacaranya. Irfan dalam kondisi kesehatan yang baik saat menjalani proses pemeriksaan.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Majalengka AKP M Wafdan Muttaqien mengatakan proses pemeriksaan berlangsung sejak pukul 15.30 WIB. Selama pemeriksaan berlangsung, menurut Wafdan, kesehatan irfan dalam kondisi yang baik.

"Suadara IN (Irfan) statusnya masih pemeriksaan sebagai tersangka. Bersangkutan didampingi empat pengacara. Dalam kondisi kesehatan yang baik," kata Wafdan kepada awak media, Jumat (15/11/2019) malam. https://bit.ly/2CYDfX0