Rabu, 20 November 2019

Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Ada Guru Ngaji Ajarkan Paham Radikal

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengimbau seluruh guru mengaji, penceramah, maupun guru agama untuk mengajarkan paham ajaran Islam jalan tengah atau wasathiyah. Ini untuk mencegah munculnya paham radikal di kalangan masyarakat.

"Guru ngaji ini harus menjadi perhatian kita dalam rangka deradikalisasi. Jangan sampai ada guru ngaji yang mengajarkan pelajaran atau paham radikal. Guru ngaji harus mengajarkan ajaran-ajaran yang moderat, yang wasathiyah," kata Wapres Ma'ruf Amin di Istana Wapres Jakarta seperti dilansir Antara, Jumat (15/11/2019).

Selain keluarga, lingkungan pendidikan menjadi faktor penting untuk mencegah munculnya paham radikal dan menggalakkan deradikalisasi bagi masyarakat yang pernah terdampak aliran tersebut.

Wapres Ma'ruf juga berpendapat bahwa guru mengaji tidak perlu diberikan sertifikat mengajar karena sertifikasi bukan merupakan solusi atas penyebaran paham radikal.

"Apakah perlu sertifikasi guru ngaji? Saya kira belum, kita belum memikirkan pentingnya sertifikasi guru ngaji itu. Intinya bukan pada sertifikasinya.Guru ngaji ini harus mengajarkan ajaran yang moderat, yang wasathiyah," ujar Ma'ruf Amin.

Kini, Ma'ruf Amin memimpin langsung program penanggulangan terorisme lintas kementerian. Siang tadi, dia memimpin rapat perdana di Istana Wapres. Wapres Ma'ruf memanggil Mendagri Tito Karnavian, Menteri Agama Fachrul Razi Batubara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Wakil Kepala Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto serta Kepala BNPT Suhardi Alius.

Ma'ruf mengatakan upaya penanggulangan terorisme dan penanganan radikalisme harus dilakukan dari lapis terkecil kelompok masyarakat seperti RT dan RW. Menurut Ma'ruf, peran ketua RT dan ketua RW menjadi penting karena mereka yang paling dekat dan mengenal warganya masing-masing.

"RT dan RW harus dilibatkan dan diajak, diberi kewenangan dan difasilitasi supaya mereka bukan hanya mengurus surat-surat, tapi juga mengetahui masyarakat di sekitarnya itu seperti apa, apakah ada yang terpapar atau tidak," ujar Ma'ruf. https://bit.ly/2QC1TF0

Menag Ungkap Unsur Radikalisme: Intoleran-Suka Mengkafirkan Orang Lain

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengungkap unsur radikalisme. Menurutnya, ada empat unsur, mulai sikap intoleran hingga suka mengkafirkan orang lain.

"Jadi ada empat unsur radikalisme, yaitu, pertama, intoleran dengan orang lain yang berbeda, mengingkari fakta sosiologis kebinekaan. Kedua, adanya konsep takfiri, yang mengkafir-kafirkan atau menyalahkan pihak lain di luar kelompoknya. Ketiga, memaksakan kehendak dengan berbagai dalil, termasuk dalil agama yang disalahtafsirkan, dan keempat, cara-cara kekeraaan, baik verbalistik maupun fisik," ungkap Menag Fachrul Razi di Mabes AD Dinas Pembinaan Mental, Jalan Kesatrian VI, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (20/11/2019).

Dia menyampaikan kesepemahamannya dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengenai definisi radikalisme. Dia mengatakan radikalisme diartikan sebuah pandangan yang mendambakan perubahan secara total dan revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis melalui aksi-aksi teror dan kekerasan.

Dia kemudian mengungkapkan kriteria-kriteria seseorang atau organisasi dapat dikatakan radikal. Dia menyampaikan terdapat tiga hal yang dapat menjadi kriteria hal tersebut.

"Pertama, mereka merasa paling benar dan intoleran, tidak bisa menerima orang lain yang berbeda identitas dan pendapat. Padahal Allah SWT menegaskan bahwa ciptaannya dibuat dalam kondisi keberagamaan. Mohon maaf, kalau dalam agama Islam, dalam Alquran Surah Al-Hujurat ayat 13 Allah berfirman: Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal," katanya. https://bit.ly/2Xv0K3z

3 Profesor Baru Kemenag Dikukuhkan, Menag: Lanjutkan Moderasi Beragama

Tiga peneliti Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) dikukuhkan sebagai profesor riset. Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi berharap pengukuhan ini dapat memicu para pegawainya untuk menghasilkan prestasi yang lebih baik.

"Masing-masing atas nama Prof. Muhammad Adlin Sila, Prof. Farida Hanun, dan Prof. Idham. Untuk itu saya mengucapkan selamat karena telah mencapai puncak gelar tertinggi sebagai jabatan fungsional peneliti. Semoga mementum ini bisa menjadi pemicu kita semua untuk senantiasa berusaha mencapai prestasi yang tertinggi," kata Menag Fachrul Razi pada acara Orasi Pengukuhan Profesor Riset, di kantor Kementerian Agama, Jalan M.H. Thamrin, Kebon Sirih, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2019).

Fachrul datang di tengah-tengah kegiatan, usai para peneliti yang dikukuhkan tersebut menyampaikan orasinya. Namun dia mengaku telah membaca naskah orasi mereka dan memberikan tanggapannya soal orasi para profesor tersebut.

"Mengutip dari orasi bapak Prof. Muhammad Adlin Sila tadi, moderasi beragama merupakan upaya menghadirkan jalan tengah atas dua kelompok ekstream antara liberalisasi dan konservatisme dalam memahami agama. Tujuannya tak lain untuk menghadirkan keharmonisan di dalam kehidupan kita sebagai sesama anak bangsa," ucapnya. https://bit.ly/2KECCWV

Dia mengatakan orasi Muhammad Adlin Sila tersebut menekankan kewaspadaan terhadap munculnya kelompok keagamaan eksklusif dan intoleran yang sering mengklaim sebagai kelompok paling baik. Fachrul juga menanggapi orasi Idham soal potensi hubungan adat, budaya, dan agama untuk dapat saling menguatkan.

"Yang bersangkutan menemukan bahwa adat, budaya dan nilai agama dapat berjalan seiring-seirama an bahkan saling memperkuat dalam menciptakan peradaban yang kokoh dan maju," tutur Fachrul.

Selanjutnya, Fachrul pun menanggapi orasi Farida Hanun mengenai kondisi madrasah saat ini. Dia menyampaikan melalui orasi Farida, masyarakat dapat melihat bahwa madrasah memiliki potensi yang tidak kalah dengan lembaga pendidikan lainnya.

"Madrasah kita telah melakukan inovasi-inovasi yang membuat madrasah bisa setara bahkan mengungguli lembaga pendidikan lainnya. Bahkan atas pengembangan pesatnya itu, kami kementerian agama tidak ragu untuk menggaungkan tagline, 'madrasah lebih baik, lebih baik madrasah'," Ujar Fachrul.

Di penghujung sambutannya, dia memberikan tantangan kepada ketiga peneliti Kemenag yang telah dikukuhkan menjadi profesor itu agar menjadi agen dalam moderasi beragama. Fachrul juga berpesan pada seluruh pegawai Kemenag untuk menjaga inovasi dan integritas dalam berkerja. Hadir pula dalam kegiatan ini mantan Menag periode sebelumnya, Lukman Hakim Saifuddin.

"Saya memberikan tantangan agar saudara menjadi agen-agen terdepan dalam melanjutkan upaya-upaya positif yang telah dilakukan kementerian agama terkait moderasi beragama agar Prof. Adlin dan Prof. Idham menjadi pengawal tentang moderasi beragama untuk meraih hasil yang dicita-citakan. Kepada Prof. Dr. Farida saya sampaikan agar saudara harus berkontribusi lebih luas menjadikan lembaga Madrasah menjadi yang terdepan dalam mencipatakan insan yang beriman, bertaqwa sekaligus unggul, baik di level daerah, nasional maupun internasional," jelasnya. https://bit.ly/2pyEclU