Rabu, 20 November 2019

Anggota Komisi III Pertanyakan Alasan Kapolri Copot Kapolres Kampar

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKB Dipo Nusantara bertanya soal alasan Kapolri Jenderal Idham Azis mencopot Kapolres Kampar AKBP Asep Darmawan. Dipo mempertanyakan apakah benar Asep dicopot karena tak dengar arahan.

"Apakah benar pencopotan Kampar tersebut tidak mendengarkan arahan atau ngobrol?" tanya Dipo dalam rapat Komisi III dengan Kapolri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar Supriansyah mengapresiasi pencopotan itu. Dia menilai Idham bertindak tegas.

"Saya mengapresiasi kepada Bapak Kapolri yang sudah memperlihatkan ketegasannya di kurang lebih 1 bulan menjadi Kapolri. Yang sudah memecat anggota yang kurang memperhatikan ketika pimpinan melakukan arahan, dan itu sangat terpuji sekali," kata Supriansyah.

Sebelumnya, AKBP Asep Darmawan dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Kampar. Padahal Asep baru saja diangkat dalam jabatan tersebut yaitu pada September 2019 lalu.

AKBP Asep diganti lantaran tak memperhatikan arahan Kapolri Jenderal Idham Azis saat HUT Brimob di Depok Jawa Barat. Asep bakal diperiksa oleh Propam. https://bit.ly/2KDOrNj

"Ya (tidak memperhatikan arahan Kapolri) dan saat ini kapolres masih diperiksa di Propam jadi untuk memudahkan pemeriksaan kita tarik dulu," kata Asisten SDM Kapolri Irjen Eko Indra Heri kepada detikcom, Selasa (19/11).

Usai Disinggung Komisi III, Kapolda Metro Akhirnya Duduk di Deretan Kapolri

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono akhirnya duduk di barisan depan bersama Kapolri Jenderal Idham Azis saat rapat dengan Komisi III DPR. Posisi duduk Gatot sebelumnya mendapat sorotan dari Komisi III.

Pantauan detikcom, di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2019), Gatot duduk bersama Idham di barisan paling depan. Gatot tampak duduk di sebelah kanan Koordinator Staf Ahli Kapolri Irjen Refdi Andri.

Perubahan posisi duduk Gatot itu terjadi usai skorsing rapat selesai. Gatot yang sebelumnya duduk di barisan kedua bersama Kapolda-Kapolda lainnya tampak duduk di barisan terdepan.

Posisi duduk Gatot itu sebelumnya disorot oleh Komisi III. Mereka meminta agar Gatot sebagai Kapolda Metro duduk di barisan paling depan. Hal itu sebagai bentuk penghargaan kepada 'penguasa' ibu kota.

"Saudara pimpinan sepanjang saya ketahui biasanya saudara Kapolda Metro Jaya duduknya di depan kalau setiap kita rapat, sama seperti kita rapat dengan Jaksa Agung biasanya Kajati DKI duduknya di depan, itu penghormatan kepada penguasa ibu kota," kata anggota Komisi III Fraksi PDIP, Trimedya Panjaitan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

"Jadi kami sarankan ke depan supaya Kapolda Metro, kebetulan kosong tempat duduknya. Kalau kursi ini nggak apa direbut Pak Gatot, yang susah direbut kursi DPR. ini berdarah-darah semua bisa sampai Komisi III," sambungnya.

Hal senada pun disampaikan Ketua Komisi III Herman Herry. Herman juga menyampaikan bahwa biasanya Kapolda Metro Jaya duduk di deretan Kapolri di barisan paling depan.

"Memang biasanya Kapolda Metro duduk di depan Pak Kapolri," ujar Herman. https://bit.ly/2KExLFb

Jadi Tersangka KPK, Ini Rekam Jejak Anggota BPK Rizal Djalil

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan tersangka baru dalam proyek pembangunan sistem air minum (SPAM) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tersangka tersebut ialah Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rizal Djalil. https://bit.ly/2qkNuT9

Lantas, bagaimana sepak terjang Rizal Djalil?

Mengutip situs BPK, Rabu (25/9/2019), Rizal Djalil lahir tahun 1956. Ia menyelesaikan program di Universitas Padjajaran tahun 2008.

Sebelum di BPK, ia tercatat pernah bekerja di sejumlah instansi. Rizal mengawali karir bekerja pada program penanggulangan kebutaan pada Anak Pra-Sekolah, di bawah Hellen Keller Internasional, Jakarta (1982-1983).

Lalu, bekerja sebagai Manager Perum Husada Bakti, Provinsi Jambi (1987- 1992) dan pada posisi yang di Jakarta (1993-1997). Kemudian bekerja membantu hak financial dan perawatan korban gempa Kerinci 1995 di tahun 1998.

Setelah itu, karirnya banyak dihabiskan di DPR. Ia tercatat sebagai Wakil Sekretaris Fraksi Reformasi DPR (2003), Wakil Ketua Sub Perbankan DPR (2003), Wakil Ketua Fraksi PAN DPR (2005), Wakil Ketua Panja Asumsi Makro Panitia Anggaran DPR (2006), Ketua Panitia Kerja RUU Ketentuan Umum Perpajakan DPR (2007), dan Wakil Ketua Pansus Perpajakan DPR (2006-2009).

Ia tercatat sebagai Anggota DPR dan MPR 1999-2004 dan lanjut dari 2004-2009.

Rizal masuk melanjutkan karir di BPK sebagai anggota VI tahun 2009 hingga 2014. Kemudian, karirnya naik sebagai Ketua BPK pada April-Oktober 2014. Lalu, ia pindah ke anggota IV BPK Oktober 2014 hingga 2019.

Data dan Fakta Rizal Djalil yang Ditetapkan Tersangka oleh KPK

Rizal Djalil, anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Dia diduga menerima suap terkait proyek pembangunan sistem air minum (SPAM) di Kementerian PUPR.

Pria kelahiran Kerinci, Jambi, 20 Februari 1956, itu ditetapkan sebagai tersangka dengan sangkaan melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Seperti apa profil Rizal Djalil?

Baca juga: Begini Kerangka Besar Kasus Terkait Rizal Djalil, Ada Aliran Rp 100 M
1. Karier Sebelum jadi Politikus

Rizal Djalil mengawali karir sebagai supervisor di Hellen Keller pada tahun 1982. Pada 1988, dia menjabat manajer di Perum Husada Bhakti, Jambi, hingga 1993. Keluar dari Perum Husada Bhakti, dia dipercaya menjabat manajer di PT Askes Jakarta dari 1994 sampai 1997. Dua tahun kemudian dia banting setir menjadi politikus.

2. Politikus PAN

Rizal Djalil awalnya adalah seorang politikus Partai Amanat Nasional (PAN). Dia terpilih menjadi anggota Fraksi Reformasi DPR RI periode 1999-2004. Lulusan FKM UI 1984 itu juga menjadi anggota Fraksi Reformasi MPR RI. Saat menjadi anggota Fraksi Reformasi inilah dia ikut memperjuangkan BPK yang bebas dan mandiri.

Pada periode 2004-2009, Rizal Djalil kembali terpilih menjadi anggota DPR RI. Bahkan dia dipercaya menjadi Wakil Ketua Fraksi PAN DPR RI. https://bit.ly/334I3F3