Orang bertubuh kurus pasti bebas kolesterol tinggi? Belum tentu lho. Ternyata itu hanya mitos belaka. Bentuk dan berat badan tidak ada hubungannya dengan kadar kolesterol dalam darah.
Orang yang kurus dan tampak sehat bugar bisa saja punya kolesterol tinggi tanpa menyadarinya. Menurut Head of Medical Kalbe Nutritionals dr Muliaman Mansyur, kelebihan kolesterol atau hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi di mana tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah.
"Kolesterol adalah lemak yang berwarna putih dan tersebar di seluruh sel tubuh. Tubuh kita sebenarnya memproduksi sendiri dan menyimpan persediaan kolesterolnya di hati. Penyebab utama tingginya kolesterol adalah dari makanan sehari-hari yang kita konsumsi, walau ada beberapa faktor lain penyebab tingginya kolesterol selain makanan seperti penyakit tertentu, usia tua, obesitas, alkohol dan asap rokok, kurang gerak serta juga ada faktor genetik," ujar dr Muliaman, kepada detikHealth, baru-baru ini.
Menurut dr Muliaman, keberadaan kolesterol ini sebenarnya sangat dibutuhkan untuk menunjang proses metabolisme tubuh. Seperti membantu produksi vitamin D yang nantinya berguna untuk tulang dan gigi, melindungi sel seperti sel otot dan sel syaraf hingga pembentukan asam empedu untuk penyerapan lemak.
"Tapi ingat hanya lemak yang baik yang dibutuhkan tubuh lemak. Kolesterol jahat malah akan berbahaya menempel di pembuluh darah dan menyumbat dan pecah yang sering disebut dengan stroke," ujarnya.
Pada orang yang gemuk, menurut dr Muliaman memang memiliki risiko hiperkolesterolemia lebih tinggi, karena memang di dalam jaringan tubuhnya banyak lemak. Tapi, pada orang yang kurus juga walau lemak tubuhnya sedikit, belum tentu juga kolesterol darahnya rendah atau normal.
"Karena banyak juga orang yang kurus karena sesuatu hal, terutama makan lemak berlebih maka kadar kolesterol darahnya meninggi," jelasnya.
dr Muliaman menambahkan, setelah mengonsumsi makanan berlemak tinggi, biasanya akan diserap dan harusnya dipakai sebagai sumber tenaga. Tapi jika makan terlalu banyak dan kurang aktivitas, maka lemak ini akan menumpuk di bagian tubuh mulai di pembuluh darah, pinggul dan perut.
"Lemak yang menumpuk di bagian perut ini sering disebut sebagai lemak viseral. Menurut para ahli lemak viseral ini sering disebut sebagai pencetus penyakit kardiovaskular (jantung pembuluh darah) seperti hiperkolesterolemia yang bisa menyebabkan stroke dan penyakit jantung koroner. Ini berkaitan pula dengan ukuran lingkar pinggang atau perut yang idealnya harus di bawah 90 cm untuk pria dan di bawah 80 cm untuk wanita," bebernya,
Mengingat bahaya dari lemak perut ini, maka bisa dijadikan patokan untuk memprediksi penyakit stroke dan penyakit jantung koroner. Kerena itu, untuk menghindarinya dengan cara pola hidup sehat mengatur makan dan olah raga teratur. Hindari makan yang berlemak tinggi seperti gorengan, santan, jeroan dan lain sebagainya. https://bit.ly/2XwBU37
Selain itu, Anda juga dapat mencegah hiperkolesterolemia ini dengan rutin mengonsumsi Nutrive Benecol 2 kali sehari setelah makan secara rutin. Nutrive Benecol mengandung Plant Stanol Ester (PSE) yang telah teruji klinis dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah 7-10% jika dikonsumsi teratur 2 kali sehari dalam 2-3 minggu.
Sehatkah Diet Rendah Karbohidrat bagi Penderita Diabetes?
Bagi pengidap diabetes, diet rendah karbohidrat dipercaya dapat mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh. Hal ini disebabkan penderita diabetes umumnya tidak dapat mengolah karbohidrat dengan baik. Akibatnya proses memasukkan karbo yang sudah berbentuk glukosa ke dalam tubuh terhambat akibat kegagalan insulin.
Padahal, karbohidrat ini menjadi salah satu asupan penting yang memiliki sumber energi baik karena terdapat serat, mineral dan juga vitamin. Lantas sehatkah diet karbohidrat ini bagi pengidap diabetes?
Menurut Head of Medical Kalbe Nutritionals dr Muliaman Mansyur, penderita diabetes seharusnya tidak sembarangan melakukan diet rendah gula ini. Tetap harus mengikuti aturan yang diberikan oleh ahli diet. Ini penting sebab asupan nutrisinya harus diutamakan.
"Diet rendah karbo artinya mengurangi jumlah karbohidrat totalnya, bukan menghindari, biasanya jenis karbohidratnya dipilihkan. Ini penting karena penderita diabetes sangat tidak responsif dengan gula karena kadar insulin yang rendah atau tidak cukup," ujarnya kepada detikHealth baru-baru ini.
dr Muliaman menyebutkan ada dua jenis karbohidrat yang harus diketahui oleh pengidap diabetes, yakni karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Keduanya memiliki kandungan yang berbeda, ada yang dapat diserap dengan baik dan juga dapat mengendalikan gula darah dalam tubuh.
"Penderita DM (diabetes mellitus) dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks agar gula darahnya tidak cepat naik. https://bit.ly/2XyMeYK