Minggu, 22 Juni 2014

Tips Ahli Untuk Penjual Online

Penjualan global e-commerce bisnis ke konsumen (B2C) diperkirakan akan mencapai USD 1,5 triliun di 2014. Didorong oleh pertumbuhan yang pesat dari pengguna smartphone dan tablet, meningkatnya kepercayaan pada m-commerce, dan munculnya metode pembayaran, pengiriman yang inovatif dan aman.

Untuk bisa mengambil manfaat dari gelombang e-commerce ini, penjual online ataupun calon penjual harus memahami cara mengoptimalkan bisnis mereka agar bisa bersaing di industri e-commerce yang tumbuh dan dinamis.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu para penjual lebih unggul, dan tetap menyajikan pengalaman yang memikat dan berbeda yang diinginkan pelanggan.

Perencanaan dan keuangan

Seperti lazimnya berbisnis, sangat penting untuk mengetahui apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapai target yang telah Anda tetapkan itu.

Dengan pasar e-commerce yang sangat cepat berubah, penting sekali untuk memiliki rencana semesteran yang fleksibel, dan juga memiliki rencana cadangan jika pasar tiba-tiba berubah.

Meski demikian, membuat rencana baru sebagian dari langkah yang perlu dilakukan. Untuk benar-benar memahami apakah Anda bisa mendapatkan hasil dan mencapai break even, harus ada serangkaian Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan dan diawasi.

Anda bisa saja melihat angka Gross Merchandise Sales (GMS), jumlah kunjungan (site visit), tingkat konversi, atau rata-rata volume pemesanan.

Lakukan pengawasan KPI ini secara harian atau mingguan, sehingga bisa langsung melihat apa yang cocok untuk bisnis Anda dan bagaimana cara meningkatkannya.

Untuk menentukan apakah Anda akan mencapai break even point, coba lihat sejenak apakah Anda mencapai target-target per kuartal. Ini tentunya bukan satu-satunya faktor yang harus dilihat, tapi pastinya ini faktor yang penting!

Rakuten memiliki sistem bernama Rakuten Merchant System (RMS) yang memungkinkan penjual untuk mengelola pesanan, pemasaran, dan penjualan mereka, dan bisa disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pasar setempat.

Pemasaran

Memiliki bisnis online artinya Anda memiliki peluang untuk menjangkau pemirsa yang beragam, namun kunci suksesnya adalah memahami siapa yang mau Anda sasar, apa yang mereka ingin dengar dan bagaimana cara memikat mereka.

Ambil contoh penjual mainan online. Meskipun anak-anak adalah yang akan menikmati mainannya, jelas bahwa orang tualah yang menjadi sasarannya, dan mereka hanya punya waktu terbatas. Mereka harus bisa menyelesaikannya dengan cepat dan harganya harus masuk akal.

Untuk bisa memenuhi kebutuhan ini, idealnya seorang penjual mainan online akan mengedepankan keunggulannya yang khas (unique selling proposition) yang bisa menarik perhatian orang tua, apakah itu reputasi merek, produk bermutu dengan harga terjangkau, ataupun layanan pelanggan yang luar biasa.

Cara lain untuk mencapai sasaran adalah melakukan promosi, ini tidak selalu berarti potongan harga. Kampanye musiman bisa menjadi sangat efektif.

Contohnya, saat Lebaran datang, idealnya penjual menyiapkan perlengkapan yang sesuai, misalnya busana muslim, kerudung, Al Quran digital dan lainnya, selain itu juga penjual bisa menyediakan makanan atau kue-kue kering.

Untuk penjual yang menyediakan keperluan perjalanan, seperti koper misalnya, bisa merencanakan kampanye atau promosi yang terkait dengan cuti bersama.

Hal ini tentu akan berbeda antar penjual. Tergantung dari bisnis Anda, lakukanlah hal terbaik untuk mendatangkan pembeli baru dan melayani pelanggan yang sudah ada.

Pastikan bahwa kampanye yang Anda lakukan itu segar dan menarik, coba lakukan kampanye harian, mingguan atau bulanan dan evaluasi apa bentuk dan kapan waktu yang terbaik bagi Anda.

Lagi-lagi, tergantung dari apa produk yang Anda tawarkan, manfaatkanlah jalur social yang digunakan pembeli untuk mendukung upaya e-commerce Anda.

Contohnya, Rakuten memiliki fitur Shop Together yang mendorong orang untuk meminta pendapat dari temannya saat melihat produk yang sama, sehingga mereka bisa memiliki pengalaman yang mirip dengan pergi belanja bersama temannya.

Ini mungkin tak langsung menghasilkan penjualan, tapi situs jejaring sosial bisa membantu Anda mempromosikan merek, meningkatkan kesetiaan pelanggan, mendapatkan masukan dari rekan sejawat, dan mendatangkan masukan tentang pasar yang bisa meningkatkan bisnis Anda.

Servis & Pemenuhan

Menyediakan layanan pelanggan yang baik adalah cara yang bagus untuk menjadikan bisnis Anda unik dari kebanyakan penjual lain. Hal ini bisa dilakukan dengan sederhana, misalnya sekadar dengan memastikan bahwa Anda tergabung dalam Buyer Protection Program yang akan melindungi pelanggan dari masalah di pengiriman.

Di Rakuten Belanja Online, pembeli yang terkena masalah dalam hal pengiriman dari penjual akan mendapatkan bantuan dari pihak RBO.

Di samping itu Rakuten juga menawarkan bonus seperti gratis pengiriman nasional, sehingga pembeli dari Sabang sampai Merauke bisa menikmati pengiriman standar bebas biaya untuk pembelian minimal Rp 50.000.

Untuk memperkaya pengalaman pengguna, Rakuten juga menyediakan Rakuten ID yang memungkinkan mereka meraih untung dari ekosistem Rakuten yang khas.


Dengan Rakuten ID, pengguna bisa bergabung dalam Rakuten Super Point Reward untuk mendapatkan poin dari pembelian yang mereka lakukan (1 persen dari nilai transaksi akan menjadi poin) dan poin itu bisa digunakan di ekosistem Rakuten.

Lebih dari itu semua, Anda bisa lebih maju lagi untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan dengan berbagi kisah merek Anda, visi Anda dan memiliki jalur komunikasi terbuka dengan mereka.

Menurut Rakuten Smart Shopping Survey, 40% konsumen mengaku tak pernah atau jarang berinteraksi dengan penjual saat berbelanja online. Meskipun Anda sudah menyediakan alamat email untuk menjawab pertanyaan seputar produk Anda, adalah hal penting untuk menyediakan juga jalur lain untuk berinteraksi dengan pelanggan, mulai dari social media seperti Facebook ataupun pilihan chat langsung yang memungkinkan pelanggan mendapatkan jawaban secara real time.

Pasar e-commerce B2C terus tumbuh dan diperkirakan mencapai USD 2,34 triliun pada 2017. Bisnis yang bisa menaiki gelombang pertumbuhan e-commerce saat ini, dan memperkuat diri mereka dengan peranti dan peluang untuk menjalankan bisnis online, akan memiliki posisi terbaik untuk meraup sukses di masa depan. Mereka yang ketinggalan gelombang, mungkin tak akan dapat kesempatan kedua.


*) Penulis, Yasunobu Hashimoto merupakan Direktur Rakuten Belanja Online.




Sumber : http://inet.detik.com/read/2014/05/14/184704/2582946/398/5/tips-ahli-untuk-penjual-online

Jumat, 20 Juni 2014

Singapura di Kepung Anak Muda Pengguna Internet Terbesar di Asean

Baru-baru ini Singapura dan Hong Kong didapuk sebagai negara dengan tingkat penggunaan ponsel pintar tertinggi di Asia Pasifik. Bagaimana tidak, 87 persen penduduk Singapura yang hanya 5,4 juta jiwa itu memiliki ponsel pintar. Padahal di Amerika jumlahnya tak lebih dari 65 persen.

Hasil survei lain mengungkap orang-orang Singapura menghabiskan waktu rata-rata selama 38 menit tiap kali membuka Facebook, atau dua kali lebih lama daripada orang Amerika.

Namun fakta ini bukan semata menunjukkan bahwa masyarakat Singapura sudah sangat modern dan melek teknologi. Justru sejumlah psikiater melihat adanya fenomena kecanduan pada sebagian generasi, terutama yang masih berada di bawah 30 tahun.

Seorang psikiater bernama Adrian Wang dari Gleneagles Medical Centre mengaku pernah menangani seorang pasien laki-laki yang mengidap kecanduan teknologi padahal usianya masih 18 tahun.

"Anak ini tidak bercukur, rambutnya gondrong, kurus kering, tidak mandi berhari-hari dan tampak seperti gelandangan. Ketika ayahnya mencoba mematikan koneksi internet di rumah mereka, si anak jadi luntang-lantung di depan rumah tetangga-tetangga mereka untuk mendapatkan koneksi wireless.

Pakar lain, Tan Hwee Sim dari klinik The Resilienz Mind, Singapura menambahkan jenis kecanduan internet pada pasien muda cenderung berubah dari tahun ke tahun. Dulu, generasi muda lebih terobsesi pada game online, sedangkan di masa kini kecanduan pada media sosial dan mengunduh video jauh lebih ngetren.

"Ini belum termasuk gejala fisik, karena makin banyak orang yang mengeluh 'text neck' atau 'iNeck', yaitu gangguan pada leher karena terlalu banyak menunduk ketika menggunakan ponsel, bahkan ketika mengantre atau menyeberang jalan," imbuh Tan Kian Hian, konsultan dari departemen anestesiologi dari Singapore General Hospital


Beruntung di Singapura sudah berdiri pusat konseling National Addictions Management Services dan Touch Community Services yang khusus menangani pasien penderita kecanduan digital.

"Namun generasi muda paling rentan terkena hal ini (kecanduan digital) karena mereka mengadopsi teknologi lebih dulu, tapi tak dapat membatasi dirinya sendiri," tutur Trisha Lin, asisten profesor komunikasi dari Nanyang Technological University seperti dikutip dari AFP, Jumat (20/6/2014).

Menurut Lin, gejala kecanduan digital sendiri antara lain kesulitan mengendalikan kecanduan yang dialami, cemas ketika harus terpisah dari ponsel pintarnya, penurunan produktivitas dalam studi maupun pekerjaan, dan mengecek ponsel secara terus-menerus menjadi sebuah kebutuhan.

Lantas bagaimana pemerintah Singapura menyikapi hal ini? Selain menggelar berbagai kampanye untuk membiasakan diri tak bergantung pada gadget, dalam waktu dekat pemerintah akan meluncurkan program khusus berupa edukasi pada anak-anak usia prasekolah berikut orang tuanya agar orang tua tidak memberikan gadget ini terlalu dini.


Sumber :  http://health.detik.com/read/2014/06/20/070129/2613786/1301/2/susul-korsel-dan-tiongkok-singapura-juga-dikepung-anak-anak-muda-pecandu-internet